Mengenal dunia elektronik di masa remaja. Apa impian anak remaja dengan latar belakang seperti itu?
Bila saat itu aku ditanya, aku akan menjawab meneruskan kuliah di bidang teknik informatika atau ilmu komputer atau teknik elektro.
Aku waktu itu ingin sekali untuk meneruskan kuliah di MIT (Massachusetts Institute of Technology, Cambridge, USA) atau KIT (Karlsruher Institut fur Technologie, Baden-Wurttemberg, Jerman). Atau paling tidak ke ITB, UI, atau ITS. Banyak teman-teman yang saya kenal secara online juga kuliah atau alumni perguruan tinggi itu.
Masa-masa indah SMA saya nikmati dengan mengenyam mimpi indah tentang masa depan saya bersama hobby dan kesibukan saya. Tiada hari tanpa chatting di IRC dan bereksplorasi di jaringan internet. Meskipun saya hanya bisa dan harus bisa mempelajari semua di warung internet langganan.
Masa-masa indah mengejar mimpi tersebut tetap indah hingga memasuki masa penjurusan naik ke kelas ke-tiga SMA. Saya harus masuk ke jurusan sosial.
Impian hanya sebatas impian. Nilai kimia yang aku yakini tidak kurang dari nilai yang cukup untuk membuatku masuk ke jurusan IPA ternyata mendapat nilai 5 (lima). Aku tak kan mempermasalahkannya karena toh tak ada gunanya mempermasalahkannya sekarang, orangnya sudah tiada.
Menapaki dunia baru cukup berat buatku. Tapi dengan arahan dari ayah, akhirnya aku bisa melihat ke arah mana aku akan melangkah. Bahkan aku sempat ingin ke Den Haag untuk belajar ilmu hukum. Namun, seperti yang aku ceritakan sebelumnya, rasa sayang orang tua mengurungkan niatku. Akhirnya aku mengikuti anjuran ayah, dengan mengikuti ujian saringan masuk beberapa sekolah tinggi kedinasan, selain itu aku juga mengikuti ujian masuk perguruan tinggi negeri tentunya.
Masa kelas ke-tiga di SMA dengan tekanan yang ada tidak menyurutkan niatku untuk tetap mengejar impian.
Pertengahan kelas ketiga aku mendengar ada pembukaan kursus pemrograman komputer yang diadakan oleh salah satu perguruan tinggi di Jawa Timur bekerja sama dengan SMK. Aku pun mengajukan hal itu ke ayah dan disetujui. Pertimbangan ayahku adalah ketika aku lulus, aku telah memiliki ketrampilan tambahan.
Impian masih merupakan mimpi yang masih kukejar. Tapi sekarang aku tak terlalu mempermasalahkan karena aku tidak tahu pekerjaan apa yang tidak menggunakan komputer saat ini.
Jadi, ilmu yang saya pelajari baik dari kursus atau otodidak pasti berguna, kan?